Pilihan

"Kalau aku diberi pilihan dan bisa memilih, aku pikir aku akan memilih untuk tidak dilahirkan, sih"

"Kenapa kau bisa berpikir begitu?"

"Tidak tahu, hanya begitu saja"

"Aku pikir kita semua harusnya mempunyai hak yang sama. Para orangtua pun harusnya berpikir beratus kali, tidak, berjuta kali bahkan. Tidakkah mereka pernah berpikir apakah anakku kelak akan senang dilahirkan atau tidak"

"Baik, teruskan"

"Ya, begitu. Artinya kalau kau masih merasa seseorang yang brengsek yang berharap ingin berubah, yang memimpikan kehadiran seorang anak akan membuat hidupmu jauh lebih mudah, yang berpikir bahwa anak adalah sebuah investasi, yang belum merasa mampu untuk mencukupi segala kebutuhan baik fisik dan verbal sampai dia mati, ya jangan menghadirkan seorang anak"

"Wow, terkesan ekstrem, ya"

"Aku tahu"

"Miris saja aku melihat begitu banyak anak terlantar, pun anak yang terurus tetapi tidak merasa hidup, jika kau paham maksudku"

"Oke, itu adalah gambaran umum. Kembali ke pernyataan awal, kalau pilihan itu ada padamu, kenapa kau memilih demikian?"

"Ah, ya karena hidup itu ribet. Maksudnya kalau dilahirkan kembali aku ingin jadi batu saja"

"Tidak yakin, ceritakan dipertemuan kita selanjutnya, ya"


Comments

Popular posts from this blog

HIDDEN PARADISE; "SEMPU ISLAND"

Tenggelam

KEJEBAK DI PARANGTRITIS